HOVER ME!!

Rules:
Dont spam, and bashing
Hate my blog? Ctrl W
Love my blog? Follow :D
No anonymous, dontname, gakadaname,etc.
Please Krisar my blog, in cbox!
ENJOY!







♪ Grey Gurl ♬

Jennifer-cutefrozen.blogspot.co.id


Rabu, 28 Januari 2015 - 1 LIGHT(S)

Hei! Sorry baru on! :) Hari ini mau ikut lomba cerita Gifta :) Semoga menang deh hihi :D. Kalau mau ikut bisa ke link ini :)



Rules: (WAJIB DILAKUKAN!!!)



  • Follow blogku done :-3
  • Follow Twitter dan Friend FB aku (nama FB-ku ada di page About The Owner) Kalau punya aja Kudet girl :-D. Twitter ga punya. Sebenarnya dulu punya tapi ke suspend, facebook di hack (:
  • Memilih min. 2 (max. 5) hadiah kalau menang Okey deh, sip2 :3
  • Isi Biodata Pasti dong! hihi
  • Kalau mau join, bilang di comment, jangan di CBOX udah ya, cek comment :)
  • Tag 3 orang yang on Trinadia, Kak Anna, Adisty
Biodata:

Nama: Jennifer Christabel Iskandar
Email: (kalau gk punya cantumkan akun FB/Twitter saja, kalau tidak punya juga,                 tidak diisi saja):
jennifer.iskandar2@gmail.com

Kelas:5
Umur:10y.o .-.


Gift:

  • 3 Foto artis fav bebas
  • Doodle Girl (5) this :3
  • Doodle Girl (3)
  • Aku editkan foto kamu this :3
  • Buat blog bareng
  • Aku buatkan cerita dongeng this :3
  • Header *cari di Google (3)
  • Banner Simple (1) *own made
  • Gif K-on (5) *cari di Google
  • ID Card simple (2) *own made this :3
  • Req. Tuto. (2) *di post di blogku this :3




    Cerita Kamu:Miss the Moment

    Kau tahu? Waktu yang sudah berlalu tidak bisa diputarbalikan. Itu memang benar. Tapi, aku berharap, sangat berharap waktu bisa diputar lagi. Aku ingin bisa bertemu orang yang kusayangi, sahabatku, kelaurgaku, temanku, sebelum mereka pergi. Ya, sebelum mereka pergi. Aku tahu, Tuhan memberikan jalan yang terbaik bagiku. Tapi... aku merasa ini tidak adil. Aku mau seperti dulu, saat masih menyenangkan, hidupku berwarna, ceria... tapi sekarang hanya kenangan. Hidupku gelap, suram, tak ada titik terang yang membuatku bahagia. Satu pun...
    ***
    Aku berjalan dengan lemah. Aku, seorang gadis 15 tahun yang menjadi bulan-bulanan di sekolah. Kabar burung yang selalu cepat terdengar ke telingaku. Gadis yang aneh, tidak berbicara, bodoh, nilainya tak pernah di atas 4. Jujur, kuakui semua fakta itu. Semuanya berubah sejak hari itu...
    -Flashback on-
    Kami tertawa bersama. Bercanda bersama. Kami datang ke acara sekolah, pentas seni sekolah. Orang tua, guru-guru, teman-teman, sahabatku berkumpul. Saat itu, Windy dan gangnya sedang menari tradisional. Begitu cepat dan tidak diduga, si jago merah melalap sekolah ini. Dengan segenap kekuatan yang tersisa, aku berlari sejauh mungkin. Aku tidak bisa menyelamatkan keluargaku, temanku, ataupun sahabatku. Aku terjatuh. Pusing. Aku mengerjapkan mata, tak berapa lama kemudian, semuanya hitam.
    -Flashback off-
    Aku dendam pada orang itu. Orang yang mengubah semuanya. Yang membakar sekolahku. Benci. 
    ***
    Aku mempercepat jalanku. Sudah pukul 6.45. Bel berbunyi 15 menit lagi. Dengan berlari kecil aku berusaha datang ke sekolahku-Teen Dreamers School-, yah, setelatnya 5 menit sebelum bel. Akhirnya, aku sampai di sekolah. Aku melempar tas, lalu pergi ke taman. Baru saja aku duduk, bel sudah berbunyi lagi. Terpaksa, aku berbaris lalu mengikuti pelajaran yang membosankan.
    ***
    Teng...teng...teng... bel istirahat berbunyi. Aku pergi ke kantin dan hanya membeli sebuah croissant. Tempat favoritku di sekolah ini adalah taman. Taman adalah tempat yang tenang dan sepertinya bisa membuat moodku lebih baik. Yah, walaupun moodku masih buruk bahkan sangat buruk. Aku mengunyah croissant, lalu mengedarkan pandangan. Huh. Entah mengapa Tuhan memberikan cobaan yang begitu beratnya, aku merasa cobaan ini sudah tidak bisa aku pikul. Sangat berat, perih, sakit, sedih, memories... Kenapa aku begitu menyesal dengan kepergian mereka? Aku belum meminta maaf, memeluk, mereka, yang pergi meninggalkanku. Berilah semenit, bahkan 15 detik saja untuk memeluk mereka, melihat mereka sekali lagi... sekali saja...
    ***
    Aku mengetuk pintu rumah Bu Naira. Bu Naira adalah kerabat jauh ibuku. Dia yang membiayaiku sekolah, dia juga bersedia kalau aku menumpang disitu. Bu Naira sangat baik, aku sudah menganggapnya ibuku. Walaupun, tak sebaik ibuku yang dulu...
    Bu Naira membukakan pintu. Aku pergi ke kamarku, lalu berganti baju. Aku terlalu lelah hari ini. Aku menutup mata, hendak tidur melupakan semua iming-imingku, yang pasti akan muncul lagi esok.
    ***
    "Hoaahm..."aku menguap panjang. Nafasku diatur. Aku ngulet, lalu mandi. Hari ini Sabtu. Libur.
    Aku pergi ke lantai bawah. Ruang makan sudah ada Bu Naira, Pak Hedi, dan Shara, anak mereka. Lalu aku duduk di samping Shara.
    "Selamat pagi Mar," sapa Shara.
    "Juga Shar," aku malas berbicara hari ini. Cukup mengambil seporsi nasi, dan ayam goreng. Cukup itu saja. Aku tidak mau merepoti Bu Naira.
    "Mar, ambil yang banyak yah," pinta Bu Naira.
    "Cukup bu. Aku sudah cukup kenyang. Terima kasih." aku pergi ke dapur lalu membasuh piring.
    Aku pergi ke lantai atas, lalu berganti baju dengan baju pergi. Aku ingin ke taman kompleks.
    "Bu, aku pamit ya. Aku ingin pergi ke taman," kataku.
    "Hati-hati ya Mar!"
    ***
    Tik..tik...tik... hujan mulai turun membasahi dunia. Kursi taman yang menjadi tempat bengongku itu sudah dibasahi oleh air. Aku berlindung di bawah pohon besar yang satu-satunya menjadi tempat berlindungku sekarang. DAR.... petir menyambar. Aku ketakutan, aku mulai menangis, mengingat satu persatu memori yang datang begitu saja. Aku depresi. Ini rumit. Saat aku menangis, seseorang menarik tanganku. Ia melindungiku dengan payung. Ia perempuan cantik tetapi terlihat cuek.
    "Salsha, biasa dipanggil Acha," ia menjabat tanganku dan memandangku cuek.
    "Aku Marsha." Kami bersalaman.
    "Kamu ngapain ke sini? Kamu nggak punya rumah?"
    "Cuma mau bikin mood aku lebih baik. Aku numpang."
    "Ooh." Salsha memayungi di bawah pohon besar itu. Tak berapa lama kemudian, hujan pun reda. Salsha berpamitan pulang. Aku pun tetap duduk di taman, tidak peduli basah atau tidaknya kursi taman. Perlahan-lahan air mataku menetes. Sendirian. Alone. Tapi aku tahu, Tuhan selalu menemaniku, di tengah cobaan ini. Seperti tsunami yang begitu cepat ombaknya datang. Seperti bintang yang banyaknya tak terhitung. Sama dengan cobaan ini. Aku kedinginan. Aku memeluk lututku. Aku mengginggil. Aku berjalan pulang ke rumah. Aku tahu, aku pasti dinasehati di rumah, dengan ceramah panjang lebar.
    ***
    "Ya ampun Marsha. Kamu basah begini. Nanti kamu sakit loh sayang. Kamu harus makan bubur malam ini. Akan ibu buatkan," ucap Ibu Naira khawatir.
    "Tidak usah Bu. Aku baik-baik saja." Aku pergi ke lantai atas. Mata Bu Naira kelihatan khawatir bahkan sangat khawatir. Tak perlu menunggu lama, aku sudah mandi dengan air hangat. Akhirnya, air ini sudah membuat suhu tubuhku normal.
    "Hah." aku melepas napas lelah. Napas yang menyimpan semua kerinduan.
    "Hiks...hiks... ayah, ibu, Ayane, Felicia," aku menyebutkan nama-nama orang yang kusayang. Ayane adiku. Felicia sahabatku, sahabatku yang paling ku sayang. Aku melilitkan handuk ke tubuhku. Satu persatu tetesan air mata jatuh di tanganku. Aku mengusap air mata yang bergelinang di mata ku. Aku harus kuat. Aku harus tegar. Aku tidak boleh lemah!!
    ***
    Malam. Aku takut. Malam adalah saat-saat yang membuatku takut. Bukan hal-hal supranatural. Tapi mimpiku. Mimpiku memutar ulang memori itu. Memori 4 tahun yang lalu. Aku takut, semuanya membuatku bangun di tengah malam. Membuat jantungku berdegup kencang, meneguk air putih sampai habis 2 teguk bahkan 5 teguk. Setiap malam, aku selalu berharap, berdoa agar bisa melupakan peristiwa mengenaskan itu. Tapi tidak bisa. Akhirnya, dengan keadaan yang sangat mengantuk aku terlelap.
    ***
    "Marsha."
    Aku bangun. Suara siapa itu? Aku mengedarkan pandangan. Tidak ada siapa-siapa. Ini hanya halusinasiku.
    "Siapa?!" tanyaku agak membentak.
    "Marsha ini ayah dan ibu. Kami mohon kamu harus jadi anak yang ceria, ibu kangen kamu seperti dulu. Ibu ingin kamu ceria, ramah, tidak seperti ini. Kau pendiam. Ibu tidak suka. Ayah juga ingin kamu memikirikan masa depanmu, jangan sering merenung hanya memirikan kita."
    "Tidak. Bukan kalian! Kalian sudah pergi!"
    "Marsha sayang, ini kami, Kami hanya ingin kamu menjadi anak yang seperti dulu. Kami rindu sayang! Kita selalu ada di hati kamu. Di hati kamu sayang. Kita tidak akan pernah meninggalkanmu. Ini untuk kenang-kenangan. Jangan hilangkan ya :)?"
    Ibu dan ayah memberikan liontin bertuliskan 'Loves Marsha: mom and dad'.
    Perlahan-lahan ibu dan ayah mulai menghilang. Tidak, jangan sesingkat ini!
    "Ibu, ayah! Jangan pergi. Hiks..hiks..." aku memeluk liontin erat-erat. Ayah, ibu maafkan aku , aku sadar aku salah. Aku akan berubah menjadi yang dulu.  Aku tidak akan benci dengan siapapun. Dendam pada orang yang membakar sekolah. Tidak akan. Aku rindu kalian. Sangat rindu
    ***
    "Hoamm..." aku bangun dengan mata masih sipit. Aku tidak percaya mimpi kemarin. Ya itu pasti hanya mimpi. Tapi aku berjanji, aku akan berubah, pasti berubah!
    "Aduh," aku seperti menginjak sesuatu. Apa ini? What? Liontin kemarin? Yang diberikan ayah dan ibu? Kemarin nyata? Terima kasih Tuhan, kau telah mempertemukan aku dengan mereka. Terima kasih ya Tuhan. Kau memang sungguh baik.

    "It's real? My god..."
    END
    ps: gantung akhirnya wkwk... gapapalah yang penting selese wkwk :p bye.






    Blogger Unknown mengatakan...

    pls, ps bawah ga jelas bgt :p wkwk(lol :p)

     

    Posting Komentar


    Thanks for Reading!

    Owner's
    About!


    HOME LINKIES TUTORIALS BLOGSKINS FOLLOW FACEBOOK

    Follow this blog?
    Follow's

    Shout what ever
    Talking


    No Hate, anyonymous, etc.
    Jennifer Christabel I . Request in here :)
    Real name! Bw and visit back? Tell me in cbox :)



    WARNING!!
    My Status

     HIATUS! I'm sorry!  
    Flashback
    Archives